Melewati sekolah kami dan menyebrangi jembatan
kancil, dan setelah belok kanan.
Pohon itu tertanam diantara gedung dan sekolah,
tempat aku bertemu dengan teman sebaya seusai aktifitas membosankan ,sekolah.
Waktu dan tempat kami bertemu , tidak sengaja telah
menjadi kegiatan rutin yang setiap hari kami lakukan, hingga entah berapa kali
kami sudah mengulanginya.
Pohon yang besar dengan ranting bercabang tiga, di
tiap ranting itu tumbuh lagi ranting yang lebih kecil, mungkin sudah puluhan
tahun usianya.
Di sekelilingnya ada kursi yang memutari pohon
tersebut, tampak seperti carousel dengan
pohon itu sebagai pusatnya dan lebih membuat nyaman lagi adalah angin, entah
kenapa angin disini berhembus beberapa detik sekali membuat udara selalu
terganti dengan yang baru.
Disana, tempat kami bercanda menyindir beberapa hal,
juga mengumpat nama – nama guru yang kami tak suka sering juga beberapa orang
dari kami memperlihatkan hal – hal menarik sebagai bahan pembicaraan.
Hingga tiga tahun kami jalani dengan “perbincangan
bawah pohon” tersebut.
“nggak kerasa ya ..., udah tiga tahun .” ujar satu
orang.
“minggu depan udah pada lulus ya...” ujar satunya
menghembuskan nafas yang berat.
“ketemuan lagi yuk ?” tanya yang lain , dengan
pandangan kosong menerawang jauh ke depan
“3 tahun lagi kita kesini ya...?” saran satu orang.
“okelah ,... kalian inget baik baik lho,tanggal
ini.” Aku berbicara, mendapati respon yang santai oleh mereka.
Dan begitulah ceritanya, sekarang telah 3 tahun
kemudian dan hari ini adalah hari pertemuan kami.
Jumlah kami ada lima orang dan tentu saja kami sudah
bertukar nomor, ada 4 orang yang bisa datang termasuk aku, dan satu orang sudah
bekerja di luar kota, tidak bisa datang.
Aku masih dalam perjalanan , melewati mantan sekolah
kami dan menyebrangi jembatan kancil, dan setelah belok kanan aku akan melihat....
“tidak ada ?” ujarku, mengusap mata beberapa kali
dan mendapati hal yang sama.
“kenapa tidak ada ?” di depan mataku terlihat sebuah
kantor swasta yang cukup besar dengan tempat parkir luas terhampar di
hadapanku.
Namun , bukan itu yang aku ingin lihat,
“kenapa pohon itu tidak ada ?”
Aku bertanya sekali lagi ,
“bener, pohon itu udah nggak ada.” Aku kaget ,
sebuah suara menjawab pertanyaanku.
Ketika aku menengok ke belakang, ke-3 temanku sudah
berdiri di sana.
Ternyata mereka datang lebih cepat dari yang di
janjikan.
“jadi kalian sudah tau ?” tanyaku heran,
“tidak , kami juga baru tau hari ini.” Yang lain
menjawab.
“mereka membeli tanah di sekitar sini untuk
perluasan kantor, dan pohon itu termasuk, sekarang udah nggak ada lagi tempat
kumpul kita dulu.”
Temanku menjelaskan dengan santai, meski tahu dalam
dirinya merasa kehilangan.
“terus ? kita kemana ?”
Suasana hening sejenak, tempat itu menjadi panas dan
kami tidak betah lama – lama berdiri.
“aku punya tempat , mau kesana ?”
Seseorang usul dan langsug di tanggapi oleh
semuanya, dan kami semua pergi dari tempat itu, tempat yang pernah kami jadikan
berkumpulnya masa muda.
Memang berat,
Tapi,
Di dunia ini tidak ada yang tetap tidak berubah.