Selasa, 10 Februari 2015

puisi : ingkaran

semalam menepis tulang
setidaknya langkah menua
jika saja hirau itu
kau temukan jalan

serat bintang kau sulam
membuat jubah berkelip
tanpa raung iapun berkedip
sayang mata membisu mencari bahasa

pualam menghita pekat terbelah
sembilu membuat lubang kecil
hingga putaran waktu goyah
membagi ilusi dengan mimpi

nyata adalah mimpi
tujuan dan citanya semu
tiada hasil terkupas setelah lelah
seutaspun tiada jingga
petuah dan katanyalah berupa cahaya

hati selalu putih berwarna
jika murni bukanlah manusia
ialah jelmaan mahkluk suci perambah semesta
dan rangkulanMu adalah kesiapan.

Kamis, 05 Februari 2015

puisi : alam kelam

sebelum kejap usai
seram pudar warna kelam
seperti lindu pergi dari surga
bawa serta cahaya ungu
menjauh senja di telan cahaya

salah bukan beranjak
serintihan sisa pelangi berserakan
di langit gelap nan buta

perintah bumi dibekam
raja setan gembirakan darah
seringai sembilu dan palu
hari memudar bertahta kalbu
belasan kasih memanah senyap

mungkin hantu
mungkin lagu
mungkin rindu
mungkin biru

dihari remang selimuti
ranti abadi, berteman tikus
berteman gaung

seliput gambaran fana
memantul menghias
pada cermin yang berarak
leburkan dan hancur 
dunia terpadu dalam tangisan

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
yo , haha .. aku rasa tidak bisa menulis hal seperti ini lagi.... benarkah ? karena pikiranku tidak sejernih dulu, . . .
bagaimana caranya mencarikejernihan  ?