langit hampir mengupas tubuhnya, dan menampakan sebuah bayang , manusia biasa menyebutnya sore.
dimeja pinggir kantin , aku menulis coretan coretan tak berarti ini,
"Fen, kamu tau kakak kelas namanya Budi." semena mena suara seseorang terdengar ketelingaku
aku toleh ke arah sumber suara ,kursi panjang ini aku melihat.
2 gadis bercengkrama di sebelahku.
mungkin karena masih satu bangku ,aku mendengar suara itu dengan jelas.
"siapa ? Budi ? yang suka dipanggil panggil sama guru SD ?" tanya gadis kedua dengan niat bercanda,
keduanya memakai kerudung putih dan masih memakai seragam.
tentu saja , karena disini masih wilayah sekolah.
"Feni ! aku mau ngajak bicara serius nih , malah bikin tambah bt kamunya" (ouw, namanya Feni) aku melirik sedetik dan kudapati seorang gadis berwajah oval berwarna coklat dan namanya Feni.
"ok... ok..., aku kenal, dia dari kelas 2 tehnik mesin kan ?" ia mulai serius memasuki pembicaraan, tapi aku masih belum tahu nama yang satunya.
"apa dia cowok baik ?" cewek A (hehe...) memberi pertanyaan pada Feni.
"dia ? yang aku tau dia baru saja putus sama pacarnya." Feni memberi info ,kembali menyendok mie.
"masa ?!" bisik si A seperti tidak percaya, Feni yang sudah menyuapkan isi sendok ke mulutnya hampir tersedak
"ampun Chika hampir aja aku keselek gara - gara kamu" (ouw namanya Chika) Feni menepuk nepuk dadanya setelah menyeruput es teh .
"berarti aku mau dijadiin pelarian doang dong !" Chika berbisik pada Feni , yang tak tau apa - apa.
"maksud kamu ???" tanya Feni penasaran , ia mencoba melahap sesendok makanannya lagi
aku hanya mendengarkan dari sebelah mereka dan sesekali menyeruput kopi hitam .
"kemarin dia nembak aku." ujar Chika.
Uhuk ... uhukkk...
Feni kembali tidak berhasil memakan sesuap makanannya.
"beneran ? terus ?" mata Feni menatap Chika penuh tanya.
"aku diem aja" kata Chika.
"untung, ... kirain kamunya udah ..."
"Gila apa...! nggaklah...! "
aku tidak bergeming dengan obrolan mereka, karena banyak cerita yang aku dengar , tentang perempuan yang terjebak jadi pelarian, dan banyak juga yang lolos.
aku bukan orang yang selalu bisa di percaya, karena semua penulis mudah sekali untuk membuat cerita palsu.
namun , berbeda bila kita membicarakan laki - laki , memang banyak yang tidak baik, namun yang baik-pun tidak sedikit.
semua kisah yang nyaris mengalami kesuraman adalah mereka yang terselamatkan.
namun berbeda dengan mereka yang terlanjur dalam ketidakmampuan mengubah keadaan yang terlanjur (apasih ???) adalah mereka yang mendapat pelajaran.
wooou, andriiii jooos
BalasHapus