Minggu, 14 Juli 2013

PUISI : kerancuan hikmat

 langit mendung ...
beradu dengan tabuan halilintar dan guntur
pecah suara haru ditanah rindu
gersangnya hati di bulan suci
memupuk kearifan jiwa yang menganga
kini harus terlengkapi
yang jadi buih,harusnya jadi hujan
yang jadi uap,harusnya jadi api
bukan salahmu tak bisa ,tapi salahmu dimasa lalu,yang tak izinkan mencoba
rentan waktu telah tua berjalan
yang bahkan perangai hatimu bisa ditebak
karena waktu tiada ampunan , bagi jiwa lemah dan pendosa
sekarang sukma pagi menyapa , dia di atas kabut sunyi dalam surga
berpikir hari ini adalah sandiwara
yang akan jadi tontonan di masa hidup kedua
bulan sabit erami malam , yang kini di kotori percikan api
atmosfer bumi menggertak gigi
mengadu pada Sang Kuasa namun diacuhkan
syukuri saja masih ada pagi, yang dapat usaikan
percikan api pengindah semu itu
dan beruntunglah masih ada siang
saatnya mahkluk hina bermalas raga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar