Selasa, 17 Desember 2013

PUISI : Memberi ikhlasnya keajaiban



Berjalanku di atas rindu
Dalam hati resah menunggu , kasih
Keajaiban dalam kilau cahyaMu
Aku berlutut dikaki malam, harap bintang berjatuhan
Aku tertidur di padang rumput . berandai punya sayap
Namun, hari masih berganti, dan bintang masih melayang
Asa-ku masih terbelenggu, dalam – dalam ratapku
Aku membisu, bisu yang sunyi, sunyi yang sepi
Dan sepiku menggumpal, berubah jadi awan
Mendung itu aku mendengar
Dua domba selamatkan gembala
Dan pagi lainnya , aku dengar
Sekelompok anak TK seberangkan nenek tua
Dua domba dan anak TK, cukup sudah bukti ini
Yang isyaratkan ,
Mengubah cara keajaiban datang,
Untuk memberi bukan diberi, keajaiban.
Sekarang aku rasa perutku melilit
Cacing itu meronta dalam lambungku
Namun, seorang tua renta di hadapku
Jalannya gontai Suaranya parau,….
Memang roti ini satu – satunya
Dan hanya ini yang ku bawa
Tak ingin aku lapar, namun tak ingin aku kenyang
Sebelum mereka…
Tak ingin aku susah, namun enggan aku senang
Sebelum mereka…
Lantas aku beri dia,
satu – satunya roti yang aku bawa
Biar , lapar ini aku tanggung sendiri
Hingga purnama nanti

 ini adalah puisi yang aku buat pertama kali atas permintaan orang lain.
dan dia bilang puisiku baik sekali, dia bilang ini sangat bagus.
meski aku ragu tapi ,... kata - kata itu bisa membuatku sangat lega.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar